Ramadhan Mendidik Hati (1)

Pendidikan Hati merupakan upaya sadar seseorang untuk mememahami, melaksanakan berbagai sikap, fikir dan prilaku sesuai dengan nilai kebaikan Hati (Hati Nurani) yang tertanam dari ajaran Tuhan.

Hati/Qalbu menjadi esensi manusia dan kemanusiaan yg dianugrahkan Tuhan sebagai modal dasar dalam menjalani hidup dan kehidupan sesuai dengan peeunrukannya, hati bisa dilihat secara fisik (dalam arti kasar), segumpal darah dlm dada manusia, sedang secara metafisik (dalam arti Halus) Hati merupakan atau bersifat Ketuhanan dan Ruhiyah, menjadi hakekat manusia yg menangkap segala pengertian, berpengetahuan dan arif, yg karena inilah kewajiban keagamaan dikenakan pada Manusia.

Nabi bersabda bahwa “di dalam diri manusia ada segumpal darah yg jika dia baik, baiklah manuaia itu, dan jika jahat, jahatlah manusia it, dan itu adalah QALBU”.

Jadi Hati itu melingkupi kedirian manusia dalam berbagai perbuatan amalnya, dan karena itulah maka MENDIDIK HATI akan membawa perbaikan pada kepribadian dan perwujudannya dalam hidup dan kehidupan, dalam kontek ini.

PUASA RAMADHON menjadi periode pendidikan yang menggembleng, melatih, memperkuat masuk dan tetapnya nilai2 kebaikan dalam diri manusia melalui perubahan ruang fisik materil (berpantang), dan ruang Qalbu (memperbanyak ibadah, memperkuat keikhlasan, menahan nafsu, mengembangkan fikiran, tafakkur, dsb) sehingga dlm satu bulan dapat memperkokoh kedirian manusia yg baik yang akan terus menghiasi periode hidup selanjutnya selama hayat, dengan mengelola Hati, mengontrolnya dan mengembangkannya semakin baik, semakin menapaki tingkat keruhanian yang makin tinggi dihadapan Tuhan (inilah MANAJEMEN QALBU).


Hati memiliki makna fisik (jantung) dan metafisik (akal keruhanian), keduanya berhubungan, hati metafisik berhubungan dengan seluruh badan dan berguna untuknya melalui hati fisik. Dalam Ajaran Agama, Kata Qalbu/Hati dimaksudkan untuk menunjukan pada suatu makna yang mana manusia bisa mengerti dan mengetahui hakikat segala sesuatu, oleh karena itu dalam pengertian ini (metafisik), Hati kadang dipersamakan dg Akal yg dimaknai sebagai mengetahui hakekat segala sesuatu (idroku syai bihaqiqotihi). Hati pada hakekatnya adalah sesuatu yang halus dan gaib yg menggunakan seluruh daya sebagai alat kelengkapannya dan pengabdiannya. Dia turun ke dunia sebagai pengembara untuk melakukan tugasnya yg kelak akan kembali ke asalnya.

Hubungan hati fisik dan hati metafisik ruhaniah, menjadikan diperlukannya instrumen2 yang dibutuhkan untuk berfungsi dinamis dalam menentukan mutu nilai hidup dan kehidupan. Terdapat instrumen2 hati yang tampak dan juga yang tak tampak. Instrumen hati yang tampak adalah aeluruh panca indra serta seluruh anggota fisik dalam dan luar, kesemua itu menuruti apa kata hati dalam melakukan fungsi tertentu.

Seluruh anggota tubuh manusia akan selalu patuh pada hati metafisik (akal) dan tak akan menolaknya. Instrumen panca indra tersebut merupakan kendaraan hati dalam menjalankan perannya sebagai gambaran hakekat manusia.


Geraknya instrumen Lahir/Fisik didasari oleh instrumen batin/Metafisik/ruhiyah yang terdiri dari Instrumen AKAL FIKIR, MARAH, dan SYAHWAT. Ini merupakan instrumen yang tak nampak namun penentu seluruh aspek amalan fikiran, sikap serta amalan prilaku amaliah dalam menjalani hidup dan kehidupan. Akal merupakan instrumen penimbang dan pemutus atas suatu prilaku amaliyah, Marah meupakan intrumen penolak bahaya yg datang, sedangkan Syahwat menjadi intrumen penikmat, menarik, mengambil hal2 yg dapat memberi kepuasan, kenikmatan. Dalam menjalankan intruksi Hati/Akal, instrumen nampak dan intrumen tak nampak bekerjasama dalam mewujudkannya menjadi sesuatu yang efektif secara alamiah dan soaial. Di dalamnya ada instrumen pendorong untuk mewujudkan sesuatu yang sesuai dengan fisiknya, yaitu syahwat, dan penolak segala sesuatu yang berbahaya dan akan membinasakan itulah Marah/Ghadab. Kedua hal ini bisa disebut kemauan/irodah dan didukung oleh kekuatan fisik yg bergerak sesuai instruksi kalbu/hati.

Bergeraknya itu dibantu oleh instrumen pencerapan/penangkapan/sensasi dan pengrnalan/pengetahuan/ilmu, yang mencakup daya fikir, daya fantasi, ingatan dan daya hafal. Jadi suatu perbuatan fisik atau non fisik merupakan gabungan berbagai kekuatan dalam siri manusia yang dikomandoi oleh Hati/kalbu sebagai kekuatan utama yang menjadi keunggulan manusia dibanding makhluk lain.


Kesejalanan antara hati dengan nilai2 kebaikan dengan seluruh instrumennya yang metafisik/batin yaitu Marah dan syahwat akan membawa padai baiknya hidup manusia dan sekaligus kehidupan masyarakat, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu pendidikan hati perlu terus dipertahankan dan diperkuat dengan penancapan lebih dalam akan nilai2 kebaikan. Namun demikian kehidupan fisik, kehidupan material, kesenangan, kenikmatan dll yang terus berkembang makin menarik cenderung akan menjadikan ketidak sinkronan yang membuat hati tak lagi dipatuhi atau abai (redup menuju gelap) akan gerak dan arah instrumen yang dimilikinya.

Ketidak patuhan instrumen amarah dan syahwat kepada Hati akan berdampak pada prilaku, sikap dan pemikiran yang buruk, menyimpang dari jalan kebaikan, yg jika terus terjadi maka Hati kehilangan cahayanya dalam menundukan instrumen yang dimilikanya untuk tunduk pada kebenaran dan kebaikan yang ada dalam hati nurani (Hati yang bercahaya yg berkonsultasi dg akal fikir).

Nafsu Marah dan nafsu Syahwat saking kuat dan lamanya membangkang sering memperbudak hati, dan ini akan membawa kebinasaan serta tak membawa hati ke asalnya dngan selamat, aman, damai dan bahagia.


Hati itu ibarat cermin, jika bersih dari kotoran maka di dalamnya akan terlihat segala sesuatu, tapi apabila dipenuhi kotoran, dan tak ada upaya untuk membersihkannya dan mengkilapkannya, maka akan dikuasai keburukan, tenggelam dalam kejahatan dan kebinasaan, hati akan mati dan hilang kemampuan menginstruksikan seluruh instrumennya untuk berfikir beramal, dan bersikap baik, benar sesuai nilai2 yg menjadi dasarnya.

Dalam Hadist yg diriwayatkan Imam Ahmad, At Tobroni dan Al Haitsami disebutkan bahwa ada empat jenis hati yaitu: 1) Hati yg bersih menerangi, inilah hati orang mukmin; 2) Hati yang Hitam dan terbalik, inilah hati oeang2 kafir; 3) Hati tertutup, inilah hatinya orang munafik, dan 4) Hati yg lebar yg didalamnya ada Iman dan Nifak. Perumpamaan iman seperti sayuran yg tumbuh disirami air yg baik, sementara Nifak itu seperti luka berdarah, bernanah. Mana yg menguasai Hati maka begitulah instruksinya pada instrumen2 hati yg dimiliki. Pendidikan Hati menuntut dibukanya hati, dan Pembukaan hati serta pembersihnya adalah Zikir, dan yg mampu melakukannya adalah orang bertakwa. Dengan demikian “Takwa adalah pintu Zikir, Zikir pintu penyingkapan kebenaran, dan penyingkapan adalah kunci kemenangan terbesar hidup….BERSAMBUNG.

Tentang Dr. Uhar Suharsaputra

KONSULTAN PENDIDIKAN PENELITI PENULIS
Pos ini dipublikasikan di Tidak Dikategorikan. Tandai permalink.