Filsafat Pendidikan (5)

PRAGMATISME. Faham filsafat ini populer mulai sekitar abad 19, namun embrionta telah menggejala pada masa yunani, pemikiran Idealisme Plato itu sendiri dipandang respon akan kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat pada saat itu dimana materi dan kegunaannya relah jadi keberan yg jadi tujuan hidup. Pragmatisme berpandangan bahwa kebenaran sesuatu ditentukan ole akibat akibatnya, jika sesuatu itu berguna dan atau bermanfaat bagi kehidupan umum, maka itu benar terlepas dari ide dan dan fakta objektifnya, sehingga ukuran kebenaean bisa terus berubah karena efek sosial ekonomi, budaya yg berguna pd satu saat bisa hilang kegunaannya di waktu dan tempat berbeda. Dia tak bicara tentang kebenaran agama atau ide, atau hukum objektif alam, namun dia bertanya apakah itu berguna atau bermanfaat bagi kehidupan? Kalau ada, benarlah itu kalau tidak, ya tidak benar. Untuk itu pertimbangan dlm menentukan kebenaran adalah Guna dan atau Manfaat.

Terdapat 4 tema utama dlm pemikiran Pragmatisme: 1) ttg realiras perubahan, 2) sifat esensial manusia secara fisik dan sosial, 3) relativitas nilai dan 4) pentingnya pemikiran kritis. (Kneller). Pragmatisme berpendapat bahwa dunia tidak bebas dan tidak tergantung pada ide ide manusia tenrangnya, namun merupakan suatu interaksi antara manusia dan lingkungannya, yg terakumulasa dlm suatu pengalaman. Manusia dan lingkungannya berkoordinasi, dan semua bertanggung jawab, ikut menentukan atas apa yg dusebut “nyata”/real. Itu berarti bahwa dunia punya maknahanya jika manusia memberi makna ke dalamnya.

Pragmatisme meyakini bahwa esensi kehidupan (realitas) adalah perubahan, oleh karena itu manusia harus selalu dipersiapkan untuk berubah dalam berbagai cara hidup dan kehidupan. Tujuan dan cara pendidikan harus fleksibel dan selalu terbuka pd perbaikan, revisi terus menerus. Pendidikan itu sendiri adalah alat sekaligus tujuan, sebagai alat berarti cara untuk mencapai tujuan, dan sebagai tujuan berarti untuk memperbaiki manusia. Dalam pendidikan disiplin harus tumbuh dari dalam diri mereka sendiri, dan hendaknya tidak dipertentangkan dg minat siswa.

Pragmatisme banyak pengaruhnya dlm berbagai aspek kehidupan dewasa ini termasuk bidang pendidikan. Era global, perubahan telah menjadikan setiap langkah, cepat kedaluwarsa, sehingga keajegan jadi sulit ditegakan. Kurikulum tak perlu waktu lama tuk ketinggalan, dicanangkan bentar tuk kedaluwarsa, ini menuntut pemikiran yg konsisten ttg untuk apa pendidikan jika hanya untuk tertinggal dari dinamika perubahan…nah ini “the crucial point of education”.

Karena realitas ditentukan oleh interaksi orang dg lingkungan, maka peserta didik harus memahami dunia yg mempengaruhinya. Manusia tak bisa terpisah dari lingkungan dimana dia hidup, yg berarti juga bahwa sekolah tak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan, oleh karena itu pendidikan adalah hidup dan kehidupan itu sendiri, bukan untuk persiapan, atau mempersiapkan hidup, dan kehidupan. Dg demikian materi belajar hendaknya terkait langsung dg masalah2 yg dihadapi peserta didik dlm kehidupan nyata, dan yg dapat membantu masyarakat memecahkan berbagai masalah sosial, budaya, dan masalah kehidupan masyarakat yg dihadapinya pd saat itu.

Tentang Dr. Uhar Suharsaputra

KONSULTAN PENDIDIKAN PENELITI PENULIS
Pos ini dipublikasikan di Tidak Dikategorikan. Tandai permalink.